Oleh : Artanto Budi Nugroho
Saya adalah orang slalu belajar dan terus belajar tentang suatu hal dan saya akan trus mencari keseimbangan pikiran yg paling seimbang menurut kemampuan berpikir saya yg cetek ini agar menjadi lebih baik. Di lingkari teman2 yang rata2 adalah seorang profesional membuat saya senang, saya senang karena saya bisa mencuri ilmu dr mereka2 smua, ada yg konsultan pajak, ada pengusaha, ada konsultan pemerintah pusat, auditor, akuntan, ada dosen, ada market viewer, ada dr dunia tambang, dokter, birokrat, peneliti, dll
Mereka semua juga salah satu target observasi saya dengan cara pengamatan. Bagaimana cara dia berpikir, bagaimana dia bersikap, bagaimana dia menganalisis sesuatu hal, bagaimana mencari dasar landasan yg tepat dalam berbicara, berbuat, bisa dipertanggungjawabkan, dll....dan saya senang memiliki itu semua.
Semuanya mengajarkan bagaimana cara berpikir yang terpola, bernalar yang jelas menyesuaikan faktanya, logis, tidak terpancing opini (tp kadang2 beropini dan msh kepancing opini sih ... hahaha), alur berpikir yang konstruktif, bisa dipertanggung jawabkan, tidak berpikir terlalu pake perasaan, dll
Saya pernah diberi nasehat dari salah satu komandan terbaik saya, dia mengajarkan tentang sebuah profesionalisme dia cuman bilang : "Ketika dalam pengambilan sebuah keputusan terlalu banyak memakai perasaan maka kita sdh tdk profesional lagi".... (itu quote nyantol di otak saya sampai sekarang).....
Ada juga kata2 dosen pas kuliah yg slalu teringat di otak saya, dia dosen perpajakan, gara2 sewaktu ujian kuliah ketahuan nyontek buku diktat yg tebel (Biasanya jarang ketahuan sih karena sy ahli nyontek... hahaha), dia bilang ke saya : "Orang yang nyontek itu adalah orang yang mempunyai kelebihan dalam melihat celah dalam sebuah kesempatan atau peluang yang sedikit" .... pda waktu itu saya kira dimarahi eh malah di dukung ..... wkwkwkwk....
Kembali ke berpikir sistematis ......
Penalaran berarti berpikir dengan menggunakan nalar (rasio). Diartikan pula sebagai cara berpikir yang logis, dengan mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman. Atau juga sebagai proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prisnsip
Bila penalaran lebih mengacu kepada ‘proses’ dan ‘alur pikir’, maka logika lebih kepada ‘produk’ pemikiran itu sendiri. Logika mengkaji kriteria untuk menentukan kebenaran pernyataan atau argumen (Sabarti, dalam Jalaluddin, 2013). Proses berpikir ilmiah tidak terhenti pada penampilan logika saja, logika tersebut memerlukan analisis sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam berpikir sistematis harusnya atas dasar dan mengacu kepada konsep tertentu. Proses berpikir sistematis haruslah bersifat konsepsional. Konsep membantu dan mempermudah setiap profesional yang berkiprah di bidang disiplin ilmunya masing-masing dalam mengarahkan sistem pemikirannya.
konsep itu sendiri dapat diartikan sebagai :
1) rancangan
2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa yg kongkret.
Kritis dapat diartikan sebagai :
1) bersifat tidak lekas percaya
2) bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan
3) tajam dalam penganalisisan.
Berpikir kritis merupakan karakteristik dari suatu penalaran yang selalu menyelidiki, tidak mau menerima begitu saja secara pasif-reseptif, dan ingin terus mencari sampai sedalam-dalamnya akar dari suatu fenomena yang terjadi, berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam upaya menemukan kebenaran ilmiah.
Secara lengkap, proses ilmiah meliputi enam tahap kegiatan ilmiah (FebriHirnawan, 2009), yaitu:
- Identifikasi (kita hrs tau objek target sasaran yg akan kita analisis) : Pada tahap ini dituntut agar mampu menjelaskan jenis objek yang diteliti, asal-usul objek (origin) berdasarkan asosiasi dengan objek sejenis yang telah dikenalsebelumnya.
- Deskripsi (dijabarkan apa saja yg mengenai objek target): Pada tahap ini dituntut agar mampu mengungkap kejelasan karakteristik objek dan kualifikasinya sampai detail
- Klasifikasi, Rekonstruksi, Analisis, dan Interpretasi (kotak-kotak kan lah antar variabelnya dan sambungkan lah apakah mereka saling mempengaruhi atau tdk sesuai bagiannya masing2) : Pada tahap ini dituntut agar mampu menjelaskan keberadaan kelas-kelas objek,hubungan antar masing-masing kelas, dan aneka masalah riset yang bersangkutan terkait karakterisitk dan kualifikasi secara deskriptif interpretatif; ilmu perolehan tidak Interpretasi (penafsiran) bukan kesimpulan atau belum melalui pengujian.
- Verifikasi dan Validasi (data hrs jelas sumber dan asalnya) : Pada tahap ini dituntut agar mampu menjawab semua pertanyaan di seputar batasan permasalahan penelitian secara terukur dengan tingkat error diketahui,teruji (verified) dan atau terbuktikan (validated).
- Prediksi via Simulasi (Ini yg sering saya pake dlam menentukan sebuah keputusan) : Sebagai ilmu yang powerful stabil (hasil simulasi) mampu digunakan untuk prediksi menciptakan fenomena yang dikehendaki sebagai upaya mencegah atau memperbaiki fenomena sebelumnya yang tidak diketahui.
- Implementasi : Sebagai ilmu yang stabil (ajeg atau konsisten, powerful) mampu di implementasikan (selaku metode teknologi) untuk memperoleh hasil yg memuaskan sesuai dengan harapan diciptakannya fenomena yang dikehendaki
Dan tdk lupa DISKUSI : saya percaya dan sangat percaca bahwa diskusi baik personal maupun dalam sebuah grup atau forum adalah salah satu kunci utama dalam mencari sebuah solusi
Pola sistem berpikir yang bagus haruslah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara sistematis. Untuk menjawab segala fenomena dan mengatasi segala kebutuhan hidup manusia, diperlukan jawaban yang kebenarannya dapat dibuktikan secara ilmiah. Diperlukan kerangka berpikir yang sistematis dan harus melalui proses ilmiah pula. Dengan pola pikir ilmiah tersebut seseorang dituntut agar mampu mengembangkan ilmu pengetahuan seiring dengan perkembangan zaman dan menjawab tantangan yang dihadapinya.
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
NB : Sumber dari beberapa kutipan artikel penelitian tentang pola pikir yang ilmiah dan sistematis ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................